Perkembangan
futsal yang semakin pesat di Indonesia tidak sejalan dengan sosialisasi
standar lapangan yang telah ditentukan FIFA. Mungkin
karena masih tergolong baru, futsal di Indonesia terkesan salah kaprah.
Sarana yang digunakan tidak sesuai dengan standar FIFA. Di Indonesia
masih banyak lapangan yang menggunakan rumput sintetis (artificial
grass). Malah di kampung-kampung dan kompleks perumahan banyak lapangan
yang beralaskan beton, karena lapangan yang dipakai sama dengan lapangan
basket dan bulutangkis.
Rumput
sintetis bukan termasuk kedalam olahraga futsal melainkan indoor
soccer, tetapi sebagian orang di Indonesia melihat lapangan futsal
identik dengan rumput sintetis. Padahal secara jelas ditentukan oleh
FIFA standar lapangan futsal internasional adalah menggunakan material
karet, vinyl, ataupun parket kayu.
Mungkin
penggunaan rumput sintetis dimaksudkan untuk mengantisipasi gaya main
sepakbola konvensional yang dianut para penggila futsal. Dalam olahraga
futsal, tekel atau body charge adalah kegiatan terlarang. Tentu saja
akan dilarang karena lapangannya menggunakan hard cover (bukan tanah
yang empuk). Jika ada pemain yang jatuh karena ditekel, maka akibatnya
akan lumayan fatal.
Banyak terdapat kekurangan pada lapangan dengan jenis rumput sintetis, diantaranya adalah:
1. Garis
lapangan dan ukuran gawang yang ada di beberapa Gor rumput sintetik
tidak sesuai dengan aturan Futsal berdasarkan aturan FIFA.
2. Ditutupnya
lapangan dengan jaring mempersulit pemain untuk menggantikan pemain,
bahkan jarak garis dan titik corner ke jaring terlalu dekat.
3. Sepatu
Futsal dengan bawah yg rata tidak cocok untuk rumput sintetik, bahkan
membahayakan karena melakukan gerakan dinamis yang dilakukan oleh pemain
akan mengakibatkan cedera karena sol sepatu terlalu licin. Sepatu
sepakbola pun kurang cocok, karena kaki akan merasa pool nya berkat
rumput yang tidak ada tanah di bawahnya dan yang cocok hanya TURF SHOES.
Sepatu yang khusus dibuat untuk lapangan sejenis ini.
4. Sirkulasi bola sangat lambat jika dibandingkan dengan lapangan Futsal yang dasarnya kayu atau rubber/pvc.
5. Jika
menggunakan bola Futsal ( Low Bounce ) akan hampir tidak ada pantulan,
karena pantulan akan di-absorb oleh rumput dan bola Futsal pun dibikin
dengan pantulan rendah. Jika menggunakan bola nr 5 (sepakbola)
pantulannya akan lebih tinggi daripada rumput asli. Jadi bola yang cocok
untuk rumput sintetik, saya tidak tahu.
6. Di
Eropa rumput sintetik digunakan sebagai alternatif unutk rumput biasa,
seperti di liga Inggris telah ada beberapa stadion yang menggunakannya.
Akan tetapi di Eropa tidak ada stadion rumput sintetik yang menyebutkan
dirinya sebagai stadion Futsal.
7. Kejuaraan
Internasional Futsal ( Kejuaraan dunia, Asia dan ASEAN ) yang digelar
oleh FIFA tidak ada satupun yang menggunakan rumput sintetik, lebih ke
rubber/pvc.